Beranda blog Halaman 3

Abdul Gafur Thalib Terpilih Pimpin FPPTI Maluku Utara

0

Ternate,- Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Maluku Utara menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) perdana. Senin, 10 Oktober 2022.

Muswil yang diselenggarakan secara hybrid di Poltekkes Ternate tersebut berhasil menetapkan Abdul Gafur Thalib, Dosen sekaligus Kepala Perpustakaan Universias Bumi Hijrah sebagai Ketua Wilayah FPPTI Maluku Utara periode 2022-2025.

Selain memilih ketua, Muswil tersebut juga berhasil menetapkan Sri Bulan Juli Nainggolan dari Unkhair Ternate sebagai wakil ketua dan Yuslinah Nurdiyani dari STKIP Kie Raha sebagai sekertaris. Sementara untuk posisi bendahara dijabat oleh Nurhayati Yahya dari Poltekkes Ternate.

Kegiatan yang dimulai sejak pukul 10.00 WIT tersebut, dihadiri oleh Ketua Umum FPPTI Pusat, Mariyah S.Sos.,M.Hum. Kepala Disarpus Malut, Muliadi Tutupoho dan pimpinan perpustakaan dari  sejumlah perguruan tinggi di wilayah Maluku Utara.

Para pengurus FPPTI Maluku Utara

Dalam sambutannya, Ketua Umum FPPTI menjelaskan bahwa FPPTI adalah organisasi independen. Ia  mendorong FPPTI agar terus membangun kolaborasi dengan pemerintah daerah. Ia juga menginstruksikan agar program kerja FPPTI Maluku Utara disinergikan dengan program FPPTI pusat.

“FPPTI merupakan organisasi yang independen, kita harus berkolaborasi dengan stakeholder di daerah,” ujar Mariyah.

Hal senada disampaikan Kepala Disarpus Malut. Muliadi mengajak para pengurus FPPTI Maluku Utara untuk ikut berkontribusi meningkatkan kualitas perpustakaan di Maluku Utara.

Sementara itu, Ketua FPPTI Malut Abdul Gafur Thalib dalam pidatonya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu pelaksanaan Muswil tersebut. Ia juga mengajak seluruh pengurus agar bekerja bersama, bahu membahu mendorong peningkatan literasi di Maluku Utara melalui penguatan perpustakaan.

“Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan Muswil perdana ini, terutama kepada pihak Poltekkes Ternate yang telah bersedia menjadi tuan rumah kegiatan,” tutup Abdul Gafur.

Adapun susunan kepengurusan FPPTI Maluku Utara adalah sebagai berikut :

Susunan Pengurus Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) – Maluku Utara Periode 2022 – 2025

Ketua
Abdul Gafur Thalib, M.Psi (UNIBRAH)

Wakil Ketua
Sri Bulan Juli Nainggolan A.Md., S.Sos., M.Si (UNKHAIR)

Sekertaris
Yuslinah Nurdiyani S.Kom., M.A (STKIP Kie Raha)

Bendahara
Nurhayati Yahya, AMd.P (Poltekkes Ternate)

Ketua Bidang Humas, Publikasi dan Teknologi Informasi

Suryadi Soamole, S.E (Poltekkes Ternate)

Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan
Ibu Nuraen Ahmad S.Ag.,S.IP.,M.Si ( IAIN Ternate)

Ketua Bidang Literasi Informasi dan Sertifikasi
Isji Hardi, A.Md.,S.Sos.,M.Si (IAIN Ternate)

Ketua Bidang Kerjasama dan Usaha Dana
Nurbaiti Lessy ( STMIK Tidore)

Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan
Nurfia Abdullah, S.Pdi., M.Si (UMMU)

Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi

Asal Bapak Senang (ABS)

0

Oleh : Tata Nan Pranata*

Sekitar tahun 60-an. Presiden Soekarno menunjuk pasukan pengawal presiden ‘Cakrabirawa’ agar membentuk sebuah grup musik. Tujuannya untuk menghibur presiden dan tamu-tamu kenegaraan di tengah hiruk-pikuk politik.

Grup band ABS pun dibentuk. Iskandar Winata, pemrakarsa sekaligus pimpinan band. Iskandar sadar bahwa selain pimpinan Politik, Bung Karno juga gemar akan seni, seperti musik; dansa, lenso atau cha-cha. Walaupun dalam beberapa kesempatan Bung Karno kerap menolak musik-musik impor.

Band ABS biasanya turut hadir dalam acara kenegaraan sebagai penghibur tamu, juga mendampingi Bung Karno melawat ke luar negeri. Awal mula pembentukannya, band ini menggunakan peralatan masak sebagai alat musiknya. Kuali, panci, penggorengan dan peralatan dapur lainnya. Hingga mereka mendapat sumbangan peralatan musik yang lebih layak dari seorang pengusaha.

Menurut penjelasan salah seorang ajudan Bung Karno, Letkol KKO Bambang Widjanarko. Sampai akhir hayatnya, Bung Karno tidak pernah mengetahui bahwa nama ABS merupakan singkatan dari “Asal Bapak Senang.” Nama ABS menurut Bambang, sama sekali tidak mengandung unsur politis. Tidak untuk mendapatkan jabatan tertentu, tanda jasa atau tanda-tanda kehormatan lainnya. Terbentuknya ABS, murni atas perintah Bung Karno langsung.

Demikian juga keterangan Mangil Martowidjojo, pengawal pribadi Bung Karno dalam bukunya Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1967. Istilah ABS tersebut menurut Mangil, tidak mengandung muatan politik sedikit pun. Band ABS menjadi tersohor karena singkatan ini. ABS menjadi satu-satunya band yang dapat mengikuti kehendak Bung Karno karena personilnya para pengawal pribadi beliau.

Nama ABS kemudian semakin dikenal, hingga kemudian sekitar akhir tahun 60-an, nama ABS ini diplesetkan oleh Soe Hok Gie, seorang aktivis anti Soekarno. Seperti dikutip dari catatan John Maxwel dalam karangannya yang berjudul “Mengenang Seorang demonstran”.

Menurut Soe Hok Gie, orang-orang di sekeliling Bung Karno cenderung korup dan culas, sementara politisi dan para pimpinan partai tidak lebih dari penjilat bermental ABS, Asal Bapak (Soekarno) Senang.

Setelah orde lama berakhir, datanglah orde baru di bawah kendali Jendral Soeharto. Istilah ABS pun semakin populer. Para aktivis anti-Soeharto seringkali menuduh para pembantu Soeharto bermental ABS. Dan memang demikian yang tampak. Para kroni dan pembantu Soeharto melakukan segalanya “Asal Bapak (Soeharto) Senang”.

Siapa yang tidak kenal Harmoko? Di penghujung orde baru Harmoko kerap tampil sebagai “tangan kanan” Soeharto. Kita tentu akrab dengan kalimat “Sesuai petunjuk bapak”. Stempel ABS melekat di ‘jidat’ Harmoko sebagaimana yang ditulis Jusuf Wanandi.

Hingga menjelang detik-detik kejatuhan Soeharto. Sang “tangan kanan” setia tersebut, kemudian berbalik arah.  Harmoko justru meninggalkan Soeharto bersama reruntuhan orde baru.

“Lebih dari itu, ia merasa dikhianati. Ia ditinggalkan oleh teman-teman dan mereka yang ia percaya selama ini. Itu melukai perasaannya,” tulis Jusuf Wanandi, dalam buku Menyibak Tabir Orde Baru, Memoar Politik Indonesia 1965-1998.

Patah tumbuh, hilang berganti. Orde baru jatuh, Refomasi lahir. Tabiat ABS semakin membudaya. Seringkali tabiat ini tampil secara terang-terangan. Tidak lagi sembunyi-sembunyi, berkelompok, difabrikasi dan kian terorganisir.

Kini tabiat ABS menjadi lumrah dalam realitas politik kita. Para aktivis maupun jurnalis yang seharusnya  kritis pun terjangkit tabiat yang sama. Sanjung puji kepada penguasa seolah biasa. Panggung politik kini tak ubahnya opera feodal gaya baru.

Di era 4.0, para ABS disekitar penguasa kemudian bermetamorphosis menjadi peternak buzzer. Media sosial dipenuhi akun anonim yang konsisten memuji kebijakan penguasa. Orkestrasi opini, kritik dibalas fitnah, oposisi dibully.

Lebih parah lagi, para buzzer tersebut dibiayai dengan uang negara.  Seperti temuan ICW (Indonesia Corruption Watch), bahwa anggaran buzzer dari uang negara mencapai 90,4 Millyar. Buzzer diternak dan dipelihara. Dibina dan dibayar. Ironis!

Tidak hanya di tingkat pusat. Di daerah pun sedemikian parah. Bila Bupati berbaju merah, semua jajarannya ikut  berbaju merah. Begitu juga jika Sang Bupati berbaju kuning, semua jajarannya pun ikut berbaju kuning. Warna favorit berubah-ubah tergantung warna penguasa.

Para jajaran takut dimutasi, dipindahkan ke daerah terpencil, dipisahkan dari keluarga besarnya. Mereka takut tidak mendapat jabatan. Takut hidup susah. Maka apapun dilakukan. Semua bisa diatur. Bahkan utak-atik APBD, tentu “Asal Bapak Senang.”

Tidak hanya di pemerintahan. Pola pikir ABS pun menjangkiti para penerus bangsa. Tak terkecuali para aktivis mahasiswa. Kegiatan organisasi kerap mengandalkan uluran tangan penguasa, atau senior yang dekat dengan penguasa. Sehingga tidak ada kemandirian kader, kreativitas apalagi inovasi.

Kuatnya budaya ABS (baca: paternalisme dan patrimonial) tak lepas dari aspek historis dan kultur yang telah berurat di Indonesia sejak zaman pencarian rempah-rempah. Budaya ABS merupakan pola pikir warisan penjajah yang dipelihara hingga kini. Budaya feodal ini dilukiskan oleh Mochtar Lubis dalam tulisannya.

“Telah berakar jauh ke zaman dahulu, ketika tuan feodal Indonesia merajalela di negeri ini, menindas rakyat dan memperkosa nilai-nilai manusia Indonesia.Tuan feodal ini biasanya para tuan tanah atau raja-raja. Di masa lalu, mereka kerap dibisikkan kabar baik yang tujuannya hanya untuk menyenangkan Sang Tuan lalu terhindar dari kemarahan, sekaligus agar semakin disayang,” (Mochtar Lubis, Situasi dan Kondisi Manusia Indonesia Kini: 1977)

Pengidap ABS kerap menjadikan kebohongan sebagai lentera, kebenaran seperti barang langka. Kaum cendikia menjadi pemandu sorak kekuasaan. Tidak ada lagi gotong royong, bahu membahu, tolong-menolong. Tidak ada team work. Semua saling berebut kepercayaan bapak, saling menggunting dalam lipatan, saling menjegal kawan seiring. Asal Bapak Senang.

Puja dan puji seringkali membuat sang penguasa terlena hingga keluar rel. Keluar jalur.

*) Penulis adalah alumni UPN Veteran Yogyakarta

Gelar Workshop, Lespermata Target Lahirkan 1000 Wirausahawan Muda

0

Tidore,-  Lembaga Studi Pengembangan Masyarakat Tambang (Lespermata) menggelar Workshop Kewirausahaan dengan tema “Bisnis UMKM Berbasis Digital Era 4.0.

Masifnya investasi sektor pertambangan di Maluku Utara seharusnya menjadi peluang bagi pelaku usaha lokal. Kehadiran investasi diharapkan dapat memberi manfaat positif bagi masyarakat sekitar. Masyarakat harus tahu apa yang akan dilakukan guna merespon kehadiran investasi sektor pertambangan tersebut.

Demikian yang disampaikan Masgul Abdullah dalam ceramahnya di Workshop Kewirausahaan yang digelar Lespermata di Aula SMK Negeri 1 Kota Tidore Kepulauan. Kamis (6/10).

“Lespermata sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang bergerak di bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat Tambang. Merasa penting untuk melakukan Workshop Kewirausahaan bagi anak muda di Malut,” ujar Masgul, Direktur Lespermata.

Foto bersama narasumber dan peserta workshop kewirausahaan Lespermata

Masgul melanjutkan, workshop ini merupakan salah satu bagian dari program kerja Lespermata yaitu melahirkan 1000 calon Wirausahawan Muda dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa sebagai LSM yang fokus pada Masyarakat Lingkar Tambang, Lespermata bertekad mendampingi Masyarakat agar hak-hak nya tidak diabaikan oleh Perusahaan.

“Jangan sampai masyarakat di sekitar kegiatan perusahaan malah menjadi penonton,” terang Masgul.

“Semoga kegiatan ini dapat memberikan bekal dan motivasi kepada peserta, agar mau menjadi pelaku UMKM yang memanfaatkan platform digital, dan memahami akses permodalan. Endingnya,  mereka dapat ambil bagian dari investasi besar tersebut,” pungkas Masgul.

Hadir mewakili PT. Antam dalam  kegiatan ini, Asisten Manager PT. Antam Kantor Perwakilan Ternate, Suhardi Wali. Menurut Suhardi, pihaknya mendukung kegiatan yang dilakukan oleh Lespermata.

Selaku BUMN, Antam tidak semata berfokus  pada produksi. Namun harus berupaya memberikan nilai tambah pada masyarakat, terutama untuk UMKM yang ada di sekitar wilayah Operasi Antam.

“Karena selain pelaku usaha sektor Mineral, sebagai BUMN Antam juga adalah pelaku pembangunan,” jelas Suhardi.

Menurut Suhardi, Kegiatan ini sejalan dengan Program CSR Antam, sehingga ke depan, PT Antam dan Lespermata akan selalu bersinergi untuk melakukan edukasi kepada masyarakat.
Kegiatan workshop sendiri diikuti oleh 30 orang pemuda dan mahasiswa dan menghadirkan pemateri dari akademisi, pelaku UMKM dan perbankan.

Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi

Festival Literasi Berakhir, Ifan Seventeen Tampil Menghibur Warga Sofifi

0

Sofifi,-  Gelaran Festival Literasi Maluku Utara yang berlangsung sejak 3 Oktober ditutup dengan penampilan penyanyi Ifan Seventeen. Rabu (5/10)

Selain menghadirkan vokalis band Seventeen tersebut, kegiatan yang dimotori oleh Disarpus Malut ini juga dimeriahkan dengan penampilan sejumlah musisi Maluku Utara.

Sederet musisi dan seniman lokal ikut meramaikan panggung, diantaranya; Coffa, DD Accoustic, Jou Kota, Amat Said, Muni Walanda dan Sanza Soleman. Tidak ketinggalan, rapper kritis D’facto juga tampil menghentak Sofifi malam tadi.

Usai menghibur warga Sofifi melalui aksi panggung dan hits-hits Seventeen. Ditemui di backstage, Ifan mengajak warga Sofifi agar selalu gemar membaca.

Penampilan Ifan Seventeen, Foto oleh : Nyimong

“Waduh ini keren banget, Acaranya keren, bagus, acaranya rame, mudah-mudahan bisa meningkatkan minat baca anak-anak muda yang ada di Sofifi. Karena menurutku, Budaya membaca itu bukan hanya soal membaca buku ya, tetapi juga ada juga literasi digital,” jelas Ifan.

“Teman-teman anak muda bisa membaca lewat handphone, tapi intinya membaca itu penting, point acaranya malam ini tersampaikan, mostly anak muda. Sukses acaranya keren, mudah-mudahan bisa diaksanakan lagi di Sofifi,” tutupnya

Penampilan para musisi tersebut merupakan malam puncak dari kegiatan Festival Literasi yang baru saja selesai.

Untuk diketahui, festival yang mulai digelar sejak hari Senin lalu, melibatkan berbagai komunitas literasi, ekraf dan UMKM di Maluku Utara.

Salah seorang pegiat literasi Sultan, Salman Alfaris Ade (20), menyampaikan bahwa, kegiatan ini cukup membuka mindset masyarakat Sofifi, agar lebih peduli terhadap literasi.

“Harapan saya lebih diperbanyak kegiatan semacam ini, apalagi festival budaya. Mengingat faktor kultur hari ini, budaya semakin hari semakin menghilang disebabkan perkembangan teknologi. Literasi ini penting, ” ujarnya.

“Kegiatan semacam ini jangan hanya di Sofifi saja, melainkan dilakukan juga di lokasi lain. Agar menjadi bentuk penyadaran akan liteasi,” tutup Salman.

Sementara itu, para pelaku ekraf yang ditemui di lokasi kegiatan juga memberi apresiasi atas pelaksanaan festival.

Hal itu disampaikan oleh Ronald Domole (27), salah sorang pelaku ekraf di lokasi festival. Ia menyampaikan, kegiatan Festival Literasi yang digelar sangat baik dampaknya bagi pelaku literasi dan ekraf.

“Kegiatan ini sangat bagus, terkait literasi agar lebih digencarkan lagi sih. Harapanya, kegiatan semacam ini tiap tahun harus tetap diadakan di tempat yang berbeda, dengan tetap membangun ruang kolaborasi antar komunitas. Intinya awal yang baik, tetapi kedepan harus lebih baik lagi,” tutupnya.

Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi

Sekda Tutup Festival Literasi Maluku Utara

0

Sofifi,- Festival Literasi  yang digelar Disarpus Malut resmi ditutup oleh Sekertaris Daerah Provinsi Maluku Utara. Rabu (5/10).

Penutupan yang dikemas dengan malam apresiasi tersebut, selain dihadiri oleh Sekda Malut, juga dihadiri oleh Staf Ahli Gubernur, Pimpinan RRI  dan Pimpinan Bank Maluku, serta sejumlah pimpinan OPD dan Forkompimda Maluku utara.

Sekretaris Daerah Samsuddin. A. Kadir, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Malut yang telah menggelar Festival Literasi.

Ia menambahkan, sebelumnya Disarpus Malut telah melakukan berbagai kegiatan literasi di Ternate, Tidore dan Halmahera Utara. Mulai dengan lomba literasi sekolah, workshop bagi kepala desa dan mahasiswa serta camping literasi sebagai upaya mendorong peningkatan literasi dan budaya baca di Maluku Utara.

“Disarpus Malut telah melakukan berbagai kegiatan di 3 lokasi, yaitu; Ternate, Tidore dan Halmahera Utara yang dimulai dengan lomba literasi sekolah, workshop bagi kepala desa dan mahasiswa serta camping literasi,” ungkap Sekda.

Sementara Kepala Disarpus Malut melalui sambutannya menyampailan bahwa pihaknya tidak akan berhenti di Festival Literasi. Festival ini baginya adalah awal untuk mendorong peningkatan literasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kegiatan Festival sangat dibutuhkan oleh masyarakat Maluku Utara. Harapannya, aktivitas literasi dapat lebih berkembang lagi di Maluku Utara,” tutupnya.

Acara penutupan sendiri dirangkaikan dengan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba dan dimeriahkan oleh penyanyi Ifan Seventeen.

Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi

Sibua Literasi, Gagasan Hidupkan Literasi di Maluku Utara

0

Sofifi,- Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Maluku Utara, meluncurkan Sibua Literasi pada pembukaan Festival Literasi Maluku Utara 3 Oktober lalu.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Maluku Utara Muliadi Tutupoho menyampaikan, gerakan Sibua Literasi merupakan sebuah upaya untuk mendorong peningkatan literasi dan budaya baca, dengan melibatkan seluruh stake holder di Maluku Utara.

Menurut Mulyadi, terdapat dua konsep yang ditawarkan oleh Sibua literasi. Pertama, perpustakaan konvensional, yakni keberadaan ruang-ruangnya bisa ditemukan di perpustakaan daerah, perpustakaan desa, maupun perpustakaan komunitas.

Dan kedua adalah perpustakaan digital. Keberadaan perpustakaan digital ini dibangun untuk memberikan ruang-ruang kepada generasi millenial maupun masyarakat umum yang belum berkesempatan mengunjungi perpustakaan konvensional.

“Sibua literasi dapat di akses  melalui website www.sibualiterasi.com atau barcode yang sudah disiapkan pada perangkat-perangkat publikasi seperti banner atau publikasi medsos, di bandara juga sudah ada barcode,” ujar Kadis. Rabu (5/10).

“Di maskapai Sriwijaya Air misalnya, juga sedang kita siapkan barcode agar penumpang bisa mengakses secara offline ketika dalam pesawat,” sambungnya.

Ia melanjutkan bahwa Disarpus telah melakukan sosialisasi secara masif di berbagai titik dan tingkatan lapisan masyarakat agar Sibua literasi bisa diketahui dan dijangkau masyarakat.

“Alhamdulillah, dalam  waktu 1 bulan  kita lakukan sosialisasi, masyarakat yang mengunjungi atau membaca sudah mencapai 9.000-an. Ini adalah upaya maksimal yang kami lakukan, mungkin kedepan akan kami lengkapi lagi agar di dalam perpustakaan digital itu tidak hanya sekedar buku yang kami siapkan tapi media literasi lain yang dibutuhkan masyarakat, karena literasi itu mencakup semua bidang,” ungkap Muliadi.

Sejauh ini, pihak dinas telah menyiapkan 70 judul literatur. Disarpus Malut pun juga bekerjasama dengan Penerbit Andy di Yogyakarta melalui Indo Pustaka dan sementara sedang dilakukan penginputan.

“Selain menyiapkan literatur, kita juga bekerja sama dengan pihak penerbit buku, khususnya penerbit buku Andy di Yogya melalui Indo pustaka yang sementara dalam proses penginputan,” jelasnya.

Untuk saat ini Sibua Literasi memang dirancang untuk jangka menengah. Namun untuk jangka panjang, konsep ini akan kami dorong menjadi role model dalam meningkatkan indeks literasi nasional.

“Harapannya, Sibua Literasi dapat menjadi solusi bagi masyarakat terutama para milenial, guna mendorong peningkatan literasi di Maluku Utara demi kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.

Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi

Hadiri Festival Literasi; Kang Maman dan Sejumlah Tokoh Didapuk Menjadi Narasumber Talkshow

0

Sofifi,- Sejumlah tokoh didapuk menjadi narasumber dalam Talkshow Festival Literasi Maluku Utara. Senin 3 Oktober 2022.

Para narasumber tersebut diantaranya; Penulis yang juga Tokoh Literasi Kang Maman Suherman, Plt. Deputi Bidang Sumber Daya Pemberdayaan Perpustakaan, Deni Kurniadi, Prof. Amir Imbaruddin, dan Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan, Abuhari Hamzah.

Dalam Talkshow, Plt. Deputi Pemberdayaan Perpustakaan, Deni Kurniadi, menyampaikan bahwa Perpustakaan Nasional memiliki fungsi sebagai perpustakaan pembina. Bertugas membina semua jenis perpustakaan yang berada di wilayah NKRI. Seperti perpustakaan sekolah, madrasah, perguruan tinggi, perpustakaan umum dan khusus yang jumlahnya mencapai 164.610 perpustakaan.

Dari seluruh perpustakaan tersebut, menurut Deni, yang sudah sesuai dengan standar perpustakaan nasional yang diatur dalam UU no.43 tahun 2007 baru sekitar 10%.

“Jumlahnya masih mencapai 12 ribuan, jadi masih dibawah 10% kalau kita melihat bagaimana perpustakaan dikelola sesuai standar. ini adalah tantangan kita bersama. Jadi perpusnas bersama-sama dengan dinas perpustakaan provinsi, dinas perpustakaan se-Indonesia harus bersinergi,” ungkap Deni.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa  Perpusnas juga berfungsi sebagai perpustakaan deposit, sesuai dengan UU no.13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.

Sementara itu, Prof. Amir Imbaruddin menyampaikan bahwa 70-80% masyarakat Indonesia berada di desa. Karena itu literasi juga dapat digunakan untuk mengembangkan desa yang pada akhirnya juga dapat memperbaiki perekonomian desa.

Menurutnya literasi bukan hanya soal baca tulis, akan tetapi bisa di manfaatkan oleh masyarakat untuk mendapat informasi yang lebih luas, lebih cepat, lebih berkualitas untuk mengangkat kehidupan mereka.

Amir menambahkan, kesenjangan dalam membaca, sumber-sumber bacaan seperti koran dan buku, masih sangat signifikan.

“Kesenjangan dalam membaca, sumber-sumber bacaan koran dan buku itu siginifikan sekali antara 26% berbanding 2%. Jadi akses masyarakat kota terhadap bacaan, buku 26%. Sedangkan masyarakat desa masih sekitar 2%,” ungkapnya.

Memulai pemaparannya, Kang Maman menyampaikan bahwa  negeri ini membutuhkan informasi yang berkualitas dari para jurnalis. Ia mengkritik perilaku para jurnalis yang hanya meliput kegiatan seremonial saja. Sementara pada saat talkshow dimulai hanya sedikit jurnalis yang bertahan dilokasi. Menurutnya kondisi tersebut menyebabkan informasi yang diberitakan jarang memuat esensi dari sebuah acara.

“Negeri ini membutuhkan infomasi yang sangat baik. Saya butuh wartawan, saya berterima kasih pada teman-teman yang masih bertahan disini, karena biasanya acara ceremony selesai mereka pergi dan tidak tau dagingnya, dan apa esensinya?” Ujarnya.

“Tadi saya cari-cari berita, yang dikirimkan adalah berita tentang listrik tiba-tiba padam pada saat launcing Festival Literasi Maluku Utara. Apa ini esensinya? Buat saya, sayang betul kalau ada pembicaraan, kemudian hanya seremoni yang dimunculkan. Daging yang dimunculkan di dalam pun hilang. Ini menggambarkan betul bagaimana literasi kita,” sesal Kang Maman.

Kegiatan talkshow sendiri berlangsung di Aula Nuku Kantor Gubernur Maluku Utara dan usai seremoni pembukaan festival yang sempat diwarnai insiden listrik padam. Talshow sendiri dipandu oleh Sasmita Bachmid selaku Moderator.

Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi

Festival Literasi Maluku Utara Resmi Dibuka Gubernur Abdul Gani Kasuba

0

Sofifi,- Gubernur KH. Abdul Gani Kasuba, resmi membuka Gelaran Festival Literasi Maluku Utara.

Dalam sambutan yang disampaikan secara daring tersebut, gubernur menyampaikan bahwa penyelenggaraan Festival Literasi Maluku Utara merupakan langkah positif dan strategis dalam membangkitkan gairah literasi.

“Festival Literasi Maluku Utara merupakan langkah positif dan strategis dalam membangkitkan gairah literasi ditengah lesunya minat baca masyarakat. Dengan festival ini maka akan memacu produktivitas dan menciptakan inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” ujarnya. Senin (3/10)

Dalam kesempatan tersebut ia mengajak semua pihak untuk selalu mendorong kegiatan literasi di Maluku Utara.

Suasana Pembukaan Festival Literasi Maluku Utara

“Saya mengajak agar untuk selalu menyelenggarakan kegiatan semacam ini, tidak hanya kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan sebagai penyelenggara Festival Literasi,  juga kepada dinas kearsipan dan perpustakaan kabupaten dan kota serta instansi lainnya lain untuk turut memberdayakan masyarakat dalam berbagai bidang, sehingga kesiapan masyarakat dalam  menghadapi tantangan zaman kedepan dapat meningkat,” tegas gubernur.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Sibua Literasi yang digagas oleh Kadis Muliadi Tutupoho. Menurutnya inovasi ini akan dijadikan sebagai episentrum pergerakan literasi di Maluku Utara.

“Inovasi ini akan dijadikan sebagai episentrum pergerakan literasi di Maluku Utara. Terhadap karya besar tersebut, saya memberi apresiasi kepada Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan jajarannya yang telah memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan kegiatan ini,” tutupnya.

Pembukaan festival sendiri ditandai dengan pemukulan tifa oleh Kepala Perpusnas RI, didampingi oleh Asda Bidang Hukum dan Politik, Walikota Ternate, Kadis Kearsipan dan Perpustakaan dan Rektor Universitas Khairun Ternate.

Pembukaan juga sekaligus dirangkaikan dengan penandatanganan MoU antara Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Maluku Utara dan Universitas Khairun.

Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi

Kepala Perpusnas RI Hadiri Festival Literasi Maluku Utara

0

Sofifi,- Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Drs. Muhammad Syarif Bando MM dipastikan akan hadir dalam kegiatan Festival Literasi Maluku utara di Sofifi.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Maluku Utara Muliadi Tutupoho saat menggelar Rapat Finalisasi bersama Biro Administrasi Pimpinan dan Event Organizer (EO) Kegiatan Festival Literasi di Ternate. Sabtu (1/10).

Muliadi menjelaskan kegiatan Festival Literasi dengan tema ‘Akselerasi Budaya Literasi Menuju Maluku Utara Cerdas’ selain akan menghadirkan Kepala Perpustakaan Nasional, hadir juga Deputi Pengembangan SDA Perpustakaan Nasional, Direktur Politeknik STIA LAN Makasar, Anggota DPR RI Dapil Maluku Utara Irene H Roba dan penulis Mamam Suherman serta sejumlah tokoh daerah.

Kegitan akan diawali dengan peresmian Proyek Perubahan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sibua Literasi dan Pengukuhan Bunda Literasi Kabupaten/Kota, serta Talkshow yang akan diikuti 10.000 Pegiat Literasi se Indonesia di Aula Nuku Kantor Gubernur Maluku Utara.

Kegiatan juga dirangkiakan dengan peninjauan lokasi Festival Literasi dan Peresmian Sibua Literasi yang berlokasi di desa Galala, Sofifi Maluku Utara.

Sumber: Rilis Disarpus Prov. Maluku Utara
Editor: Redaksi

Perdana di Maluku Utara, Festival Literasi Digelar Oktober Mendatang

0

Sofifi,- Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Maluku Utara tengah mempersiapkan pagelaran Festival Literasi yang dilaksanakan di Sofifi Oktober mendatang.

Festival Literasi kali ini mengusung tema “Peningkatan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat untuk Kesejahteraan”. Festival Literasi dilaksanakan untuk mendorong perkembangan literasi di Maluku Utara.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Muliadi Tutupoho menyampaikan bahwa festival tersebut merupakan agenda perdana Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Maluku Utara.

“Festival Literasi ini merupakan agenda perdana yang dilakukan dinas, dan ini merupakan upaya dalam rangka mendorong literasi di Maluku Utara,” jelasnya. Jumat (30/9).

Muliadi Tutupoho, Kadisarpus Maluku Utara

Festival ini akan dilaksanakan di Sofifi dan akan berlangsung dari tanggal 3 – 5 Oktober 2022. Dalam rangkaian festival juga, akan ada berbagai lomba, diantaranya; baca puisi, pidato, bertutur, menulis essay, opini, pemilihan duta baca, perpus desa, perpus sekolah dan perpus komunitas.

Selain itu, festival nanti akan dibuka dengan Talkshow  bertema “Akselerasi Budaya Literasi, Menuju Maluku Utara Cerdas”. Kemudian dilanjutkan dengan launching festival dan gerakan Sibua Literasi yang diklaim sebagai proyek perubahan.

Talkshow tersebut menghadirkan narasumber nasional maupun lokal. diantaranya Maman Suherman (kang Maman), Prof. Amir Imbaruddin serta Rektor Universitas Khairun Ternate.

“Dipembukaan nanti kita juga akan launcing festival literasi dan gerakan sibua literasi. Sibua literasi ini akan jadi proyek perubahan. Sibua literasi adalah sebuah upaya peningkatan literasi di Maluku Utara,” jelasnya.

Sibua Literasi sendiri adalah sebuah gerakan untuk peningkatan literasi di Maluku Utara. Sibua secara akronim bermakna Sinergitas Budaya Baru Lintas Sektor.

“Sibua secara akronim berarti sinergitas budaya baru. Sedangkan literasi itu akronimnya lintas sektor,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Mulyadi  juga mengatakan bahwa akan ada pameran literasi, terdalat sejumlah booth disediakan untuk pelaku UMKM.

Adapun yang akan hadir pada pembukaan festival antara lain Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas)  beserta 3 deputi yang mendampinginya, kepala-kepala daerah se-Maluku Utara, dan Muda Baca se-kabupaten/ kota Maluku Utara, juga para penerbit lokal dan salah satu penerbit buku yang ada di Yogyakarta yakni Andi Jogja.

Reporter : Aalbanjar

Editor : Redaksi

error: Content is protected !!