Sufisme Politis Ala Mulla Shadra

Konsep filsafat Mulla Shadra mengintegrasi metode pemikiran peripatetik yang bercorak rasional, iluminasi, dan intuitif. Mulla Sadra telah mencairkan kebekuan yang selama ini sulit dipertemukan dalam khazanah ilmu-ilmu Islam. Filsafat, Kalam, dan Tasawuf, dan juga politik menjadi satu dan tetap dibawah kontrol agama (wahyu dan hadits), sehingga memberikan warna baru dalam wacana keIslaman.

Sehingga melalui kontribusi Mulla Shadra terhadap tasawuf inilah, yang patut di apresiasi bagi para akademikus muslim dan ini pula yang menjadi alasan penulis menganggap penting dalam melakukan telaah terhadap pemikiran Mula Shadra, yang salah satu fokusnya juga adalah mengenai konsep empat perjalanan ruhani (Asfar al-Arba’ah) terkhusus pada perjalanan ke empat yang merupakan perjalanan politik membangun tatanan dan masyarakat yang berpijak dan berorientasi Ilahi.

Empat Perjalanan (Asfar al-arba’ah) Mulla Shadra

Empat perjalanan yang dimaksud dalam konsep asfar al-arba’ah Mullah Shadra adalah pertama, perjalanan dari makhluk menuju Tuhan (Haq); kedua, perjalanan di dalam (asma-asma) Tuhan bersama Tuhan; ketiga, perjalanan dari Tuhan menuju makhluk bersama Tuhan; keempat, perjalanan di dalam makhluk bersama Tuhan. Konsep Asfar al-Arba’ah adalah kerangka pemahaman yang menggambarkan perjalanan ruhani yang berangsur-angsur menuju Allah, Berikut adalah tafsiran konsep Asfar al-Arba’ah” Mulla Shadra.

Pertama, perjalanan dari Allah adalah tahap awal dalam perjalanan ruhani, di mana individu mulai mencari pengetahuan tentang Allah dan memahami hakikat eksistensi-Nya. Pada tahap ini, individu menyadari bahwa Allah adalah sumber segala keberadaan dan memulai perjalanan mereka menuju pemahaman yang lebih dalam tentang-Nya. Ini adalah tahap kesadaran awal yang mendorong individu untuk menjalani pencarian spiritual. Kedua, Perjalanan dalam Allah, pada tahap ini, individu mulai menyadari bahwa seluruh eksistensi ada dalam Allah dan tidak ada pemisahan sejati antara ciptaan dan Sang Pencipta.

BACA JUGA   Smelter-Smelter Kehancuran: Anak Haram dari Pengusaha dan Penguasa yang Seranjang

Kesadaran akan Allah menjadi lebih dalam, dan individu mulai merasakan kedekatan dengan-Nya yang lebih besar. Tahap ini melibatkan pengalaman penghilangan diri, di mana individu merasa semakin tergabung dalam kesatuan dengan Allah. Ketiga, Perjalanan kepada Allah, Pada tahap ini, individu mencapai kesadaran yang lebih dalam tentang diri mereka sebagai bagian dari Allah.

Mereka menyadari bahwa semua yang ada adalah manifestasi dari Allah, dan individu mulai merasakan kembali kepada-Nya. Ini adalah tahap di mana hubungan individu dengan Allah semakin erat dan intim. Keempat, Perjalanan di Allah, Ini adalah tahap tertinggi dalam perjalanan ruhani, di mana individu mencapai kesatuan absolut dengan Allah.

Tidak ada lagi pemisahan atau dualitas antara individu dan Sang Pencipta. Individu hidup dalam kesadaran konstan akan Allah dan eksistensi-Nya. Tahap ini menggambarkan pencapaian puncak kesadaran spiritual, di mana individu mencapai tujuan utama perjalanan ruhani mereka. Konsep Asfar al-Arba’ah Mulla Shadra menekankan pentingnya pencarian spiritual dan pemahaman yang mendalam tentang Allah.

Just a moment...