Cerita Mauza Toys Rental, Bisnis Sewa Mainan di Tidore

Tidore,- Bermain adalah dunia anak-anak, dengan bermain seorang anak dapat mengekspresikan  perasaannya, sekaligus belajar beradaptasi dengan lingkungan. Sejak dahulu, kita sudah mengenal berbagai jenis dolanan dan permainan tradisional, mulai dari Balengko (Petak umpat), Lompat tali hingga Cege-cege (Engklek). Alat-alat permainan juga sudah dikenal sejak lama, diantaranya Gasing, Engrang dan Dodorobe (Pletokan).

Kini, seiring perkembangan zaman, berbagai permainan tradisional tersebut sudah jarang sekali dimainkan. Kemajuan teknologi telah mendorong dunia permainan, menjadi tidak hanya dimiliki anak-anak, melainkan juga orang dewasa. Dunia permainan pun tumbuh menjadi industri, yang awalnya luring, kini berkembang menjadi daring. 

Di tengah hiruk-pikuk permainan daring, permainan luring sepertinya masih tetap memiliki peminatnya sendiri, terutama untuk anak-anak usia balita. Kondisi inilah yang mendorong bisnis sewa mainan menjadi pilihan bisnis yang potensial, mengingat harga mainan semakin mahal saat ini.

Logo Mauza Toys Rental

Di Kota Tidore Kepulauan terdapat bisnis sewa mainan yang kini tengah berkembang. Adalah Desi Arisanti Tandjung (Desi), perempuan 31 tahun asal Batam, Kepulauan Riau. Seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya mengelola bisnis sewa mainan dengan brand Mauza Toys Rental. Ia bersedia membagi pengalamannya saat dikunjungi Sentranews.id ke kediamannya di Gamtufkange, Sabtu 18 September 2021.

Mauza Toys Rental menurut Desi, terinspirasi dari bisnis salah seorang temannya, yang ia temui sewaktu pulang ke Batam di tahun 2019. Belajar dari kesuksesan sang teman, Desi pun memberanikan diri membangun bisnis serupa di Tidore.

Saat ini Mauza Toys Rental menyewakan 60 unit mainan, terdiri atas 13 unit mainan besar dan 47 unit mainan sedang dan kecil, yang diperuntukkan untuk bayi hingga anak usia 5 tahun. Dari segi pelayanan, selain sisi keamanan, Mauza Toys Rental juga selalu mengedepankan kebersihan dan kenyamaan bagi anak-anak pengguna mainan.

BACA JUGA   Pemkot Tidore Bersama KPU dan Bawaslu Tidore Tandatangani NPHD Pilkada 2024
Contoh instalasi mainan di rumah pelanggan

Sistem sewa mainan ditetapkan Desi ke dalam dua jenis layanan, yaitu sewa mingguan dan bulanan. Adapun mengenai promosi, Desi memasarkan usahanya melalui online, konsumen bisa langsung menghubunginya lewat akun Mauza Toys Rental di Facebook dan Instagram.

“Sistemnya sewa perminggu atau bahkan perbulan, jadi nanti customer bisa lihat di Facebook atau Instagram Mauza Toys Rental atau Tidore Sewa Mainan, di situ tertera nomor Whatsapp admin, lalu pilih jenis mainan yang ingin disewa,” ungkap Desi.

Untuk pengantaran mainan di wilayah Kecamatan Tidore, tidak dipungut biaya. Namun untuk wilayah Tidore Selatan, Tidore Utara hingga Tidore Timur dikenakan biaya pengiriman sebesar Rp. 25.000. Jenis mainan yang berukuran besar seperti ayunan dan prosotan akan diantar ke rumah penyewa, sedangkan untuk mainan ukuran kecil dan tidak perlu dirakit bisa diambil sendiri ke gerai Mauza.

Sejauh ini, Mauza masih melayani permintaan pasar Tidore, namun tidak menutup kemungkinan akan melayani permintaan ke daerah lain, jika wahana mainan sudah mencukupi.

Desi bersama Kadis Pariwisata Kota Tikep dalam kegiatan Syukurdofu UMKM Festival

Desi bercerita, bahwa ia juga tergabung dalam asosiasi sewa mainan se-Indonesia yang memiliki aturan main. Tentu terdapat syarat dan ketentuan dalam penyewaan. Jika terjadi kerusakan serius pada mainan yang disewa, maka penyewa akan dikenakan sejumlah biaya sebagai konsekuensi dari kesepakatan.

“Kan kita tuh ada asosiasi sewa mainan se-Indonesia, jadi ada kebijakan dalam sewa mainan gitu, namun gak bisa dijalankan, memang sih setiap rental beda-beda, tapi sebagian besar gak bisa. Barang yang disewa, kan ada syarat dan ketentuan, tidak bisa ditukar kecuali barangnya rusak,” jelasnya.

Desi mulai membangun Mauza Toys Rental dengan modal sebesar Rp. 9 Juta, untuk 3 jenis mainan pertama. Mainan-mainan tersebut ia beli di Jakarta. Kini, Desi juga memesan beberapa mainan terbaru dari luar negeri yaitu Tiongkok. Menurutnya, mainan dari luar, selain ragam pilihan juga memiliki harga yang relatif murah.

BACA JUGA   Kelurahan Bobo Mewakili Tidore Pada Lomba Kelurahan/Desa Tingkat Provinsi
Persiapan pengantaran mainan ke rumah konsumen

“Insyaa Allah akhir bulan ini mau masuk, kita ambil langsung dari pabriknya di China. Karena ada teman yang  bermain ekspor-impor, dia bilang kenapa gak ambil di pabrik langsung, setelah cari celah Alhamdulillah akhirnya dapat, mikirnya gini, karna di Indonesia, di toko itu rata-rata mainannya sudah kita punya semua. Sedangkan pelanggan kan bisa bosan lihat kok gak ada yang baru,” ungkap Desi.

Harga sewa yang ditawarkan juga variatif. Untuk satu jenis mainan bagi anak usia 3 – 5 tahun dikenakan biaya sebesar Rp.100.000 hingga Rp.175.000 per pekan. Sedangkan untuk anak usia dibawah itu harganya berkisar antara Rp.50.000 hingga Rp.250.000 per pekan.

“Jadi harganya memang harga yang gak berat. Satu mainan itu kalau kayak mainan yang  ayunan, prosotan dan ring basket itu per minggu paling mahal  Rp.150 ribu. Tapi semakin naik minggunya semakin murah. Jadi misalnya per minggu Rp. 150 ribu, kalo per dua minggu cuma Rp. 250 ribu,” jelasnya.

Selain itu, untuk menarik minat para konsumen, sebulan sekali Mauza memberikan promo-promo khusus kepada pelanggan. Misalnya pada bulan Agustus kemarin, dalam suasana peringatan kemerdekaan, Mauza memberikan harga promo sebulan penuh.

Mainan trompolin juga tersedia di Mauza Toys Rental

“Kita sering banget kasih promo, bisanya satu bulan sekali, kayak ada tanggalnya, kayak kemarin tuh bulan Agustus, betul-betul satu bulan full itu promo, tergantung moment juga, tapi memang kita mikirnya menyambut kemerdekaan. Dan karena promo akhirnya banyak yang mau sewa, lumayan selisihnya bisa sampai 20 ribu per mainan,” lanjut Desi. 

Tentu setiap usaha pernah mengalami pasang dan surut, apalagi di masa pandemi sekarang ini. Desi mengaku, pandemi Covid-19 beberapa tahun belakangan ini juga berdampak pada usaha rental mainannya. Meskipun di lain sisi membawa berkah tersendiri.

BACA JUGA   Kabar Baik! Penetapan Tidore sebagai KSPN Sudah Disiapkan

“Jadi sebelum covid itu banyak juga, tapi waktu itu kan orang baru pertama kali mikir ada sewa mainan, rame juga. Setelah covid awal tahun 2020 itu memang mulai menurun. Jadi pas covid itu anggaran kan banyak dialihkan, jadi memang agak menurun tapi kita mikir karna belum ada karyawan jadi gak terlalu pusing. Tapi itu bertahan selama satu hingga satu setengah bulan, yang bikin kendala adalah ketika pertiga bulan tidak ada pembaruan mainan, itu baru kerasa grafiknya turun. Jadi imboost-nya itu dengan cara beli mainan baru,” ungkap Desi.

Instalasi mainan di teras rumah konsumen

Keberadaan Mauza Toys Rental, menurut Desi membuat sebagian orang tua merasa terbantu. Apalagi dengan adanya kebijakan pembatasan sosial akibat pandemi.

“Iya, ada beberapa testimoni dari pelanggan itu bilang untung bae ada ngoni e, jadi tong so tra sering-sering pigi mol  lagi, apalagi sekarang covid orang mo pi mol, pi menyeberang orang khawatir, jadi bermain di rumah lebih aman dan merasa terbantu,” ujar Desi.

Di akhir wawancara, Desi mengungkapkan cita-citanya  membangun sebuah lembaga belajar dan bermain bagi anak-anak di Tidore. Menurutnya, saat ini fasilitas bermain anak-anak, khususnya di Tidore masih sangat minim. Di ruang-ruang publik juga belum menyediakan fasilitas khusus bagi perempuan dan anak-anak.

“Anak-anak bermain itu sering dianggap sepele,  padahal dari bermain itu imajinasinya berkembang. Saya sering bilang ke suami yang kebetulan kerja di pemerintahan agar bagaimana dibuatkan ruang terbuka untuk anak dan perempuan dikantor – kantor pemerintah. Cuma itulah mungkin pemerintah belum peka begitu untuk mengurusi hal-hal semacam itu,” tutup Desi.

Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi