Ternate – Pasca menang melawan Persib Bandung pada Jumat (2/5) dengan skor 1-0 kemarin di markas Malut United, akun intagram miliki Yakob Sayuri mengalami serangan rasis. Sabtu (4/5).
Teror kalimat bernada rasial tersebut dialami oleh kembaran Yance Sayuri menjadi kasus yang kesekian kalinya. Bahkan ketika masih membela PSM Makassar, dua kembar tersebut menjadi korban rasisme saat laga berhadapan dengan Pesija Jakarta di Gelora Bung Karno (3/7/2023) dilansir dari Tribun Papua tiga pemain yang menjadi korban rasis yaitu Yakob Sayuri, Yuran Fernandes dan Erwin Gutawa.
Serangan rasis tersebut mendapat respon keras dari Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI). APPI melalui akun resminya mengecam segala bentuk tidakan yang bernada rasial.
“Somasi/teguran terbuka dari Yakob dan Yance Sayuri yang mendapatkan ujaran kebencian dan rasis terhadap diri pribadi, anak dan keluarga,” tulis APPI.
Tercatat korban rasisme yang dialami pamain yang berlaga di liga 1 Indonesia di tahun 2025 sebanyak tiga kasus. Mirisnya ketiga pemain mendapatkan serangan dari pihak yang sama, yaitu Persib Bandung. Alta Ballah, pemain Dewa United mendapat serangan rasis dari suporter Pangeran Biru saat Persib kalah 0-2 dari Dewa United pada pekan ke-19 Liga 1 2024/25 (17/1/2025).
Permain yang menjadi korban rasial selanjutnya dari Bali United, Yabes Roni. Dilansir dari Detikbali.com Pemain Bali United, Yabes Roni, melayangkan surat somasi kepada 17 pemilik akun Instagram. Akun-akun tersebut diduga membagikan ujaran rasisme kepada Yabes setelah laga melawan Persib Bandung pada awal Januari 2025 lalu. Kini Yakob Sayuri, lalu serangan rasial juga dilontarkan kepada keluarganya.
Dikutip dari laman resmi pihak PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan tegas menyatakan sikap untuk melawan segala bentuk rasisme di sepak bola Indonesia. Sikap ini muncul menyusul insiden dugaan tindakan rasisme yang dialami oleh pemain Dewa United FC, Alta Ballah, pada pertandingan melawan Persib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jum’at (17/1/2025).
Direktur Operasional LIB, Asep Saputra, menyampaikan keprihatinannya terhadap insiden tersebut.
“Sepak bola adalah olahraga yang memiliki kekuatan besar untuk menyatukan semua golongan di Indonesia. Tindakan rasisme tidak hanya mencederai nilai-nilai tersebut, tetapi juga melanggar semangat sportivitas yang menjadi dasar utama kompetisi ini,” tandasnya.
Reporter: Tim Sentra
Redaktur: Firman M. Arifin