Nuka; Clean Your Shoes

Tidore,- Pandemi yang tengah melanda dunia telah menyebabkan kemunduran ekonomi, tak terkecuali di Indonesia. Perlambatan ekonomi yang terjadi, memaksa para pelaku usaha untuk terus beradaptasi dengan perkembangan situasi. Kreativitas tentu menjadi kunci untuk mengelola kendala menjadi peluang baru di tengah ketidakpastian

Laundry sepatu misalnya, merupakan salah satu ide bisnis yang cukup menjanjikan di era pandemi. Sebuah layanan jasa yang masih terbilang langka di Indonesia, khususnya di Maluku Utara. Di Kota Tidore, bisnis laundry sepatu yang kini berkembang dan cukup di kenal adalah Nuka. Berlokasi di Kelurahan Gamtufkange, tepatnya di belakang kantor Dinas Perhubungan. Nuka kini menjadi pilihan menarik untuk para kolektor sepatu guna merawat sepatu kesayangannya.

Adalah Zulkarnain Syamsu (Nain), pria 39 tahun yang  menggagas laundry sepatu dengan brand Nuka; Clean Your Shoes. Saat ditemui reporter Sentranews.id di kediamannya, Nain berkisah bahwa Nuka didirikan pada bulan April tahun 2020, sejak ia kembali dari Banjarmasin. Sebelumnya Nain bekerja sebagai koordinator marketing di salah satu perusahaan properti syari’ah di Kalimantan Selatan. Pasar properti yang kian lesu karena terdampak pandemi menjadi alasannya memilih pulang ke Tidore.

“Pada saat itu ada pilihan mau menetap disana (Banjarmasin) atau pulang kampung. Karena kondisi tidak menentu, jadi saya memilih untuk pulang. Saya berancang-ancang sebelum pulang, harus bangun 1 usaha yang bisa survive di masa pandemi,” kisahnya (12/08).

Berawal dari hobinya mengoleksi sepatu, nain belajar merawat sepatu-sepatunya sendiri. Menjelang kepulangannya, ia mulai mencoba mencuci sepatu rekan kerjanya di Banjarmasin sebagai kado perpisahan.

“Jadi, Seminggu sebelum pulang ke Tidore saya sudah belajar bagaimana mencuci sepatu. Nah, dari sana saya start mencuci sepatu karyawan yang ada sebagai hadiah perpisahan. Jadi saya pikir kenapa tidak buat laundry sepatu saja dan saya sendiri sangat terinspirasi dengan kisah sukses dr. Tirta waktu itu yang memulai bisnis laundry sepatu,” kisah Nain.

BACA JUGA   Diselimuti Rasa Haru dan Bahagia, 116 Jamaah Haji Resmi Kembali ke Tidore

Setibanya di Ternate dan setelah menjalani isolasi selama 15 hari, ia mulai mencoba mencuci sepatu tetangga dan mendapat respon positif. Sejak saat itu, uang sisa dari pekerjaan sebelumnya ia gunakan sebagai modal awal untuk membeli peralatan dan bahan laundry. Menurut Nain, laundry sepatu dapat dijalankan dengan modal yang murah dan yang penting ada kemauan.

“Nah pas sampai itu saya di isolasi selama 15 hari. Setelah keluar dari karantina, 2 hari sebelum masuk bulan Ramadhan tahun 2020, saya sudah mulai cuci sepatu tetangga, dan mereka bilang bersih dan bagus. Kebetulan masih ada modal dari pekerjaan sebelumnya kurang lebih Rp. 750.000-an, dari situ lah beli sabun, sikat dan bahan – bahan yang diperlukan,” lanjutnya.

Ketika mengawali usaha, tidak ada harga khusus yang ia tentukan. Setiap ada pesanan yang masuk langsung dicuci saja, dengan harapan jika hasil cuciannya memuaskan, sudah tentu konsumen akan berlangganan. Atas dasar itulah ia melabeli usahanya dengan jargon “Bersih, Harum, dan Awet”. Disamping mencuci sepatu para konsumennya, ia juga melakukan edukasi terkait penggunaan sepatu yang baik dan sehat.

“Pas mulai, kita tidak menentukan harganya harus berapa. Jadi kita cuci saja, jika hasilnya memuaskan, pasti konsumennya balik lagi. Kita utamakan disini sesuai jargon Nuka ; Clean Your Shoes yaitu Bersih, Harum dan Awet. Jadi sepatu itu harus bersih dulu, harum dan bisa awet. Nah orang yang mencuci sepatu di Nuka juga kita kasih edukasi, pakai sepatu harus pakai kaos kaki dan beberapa hari sekali ganti, jadi untuk menjaga kesehatan kaki juga. Jangan sampai karena tidak pakai kaos kaki mengakibatkan luka karena ada kerikil atau bakteri yang masuk ke sepatu yang bisa mengganggu kesehatan kaki,” jelasnya.

BACA JUGA   Walikota Tidore Sebut Pemasangan Listrik di Pulau Mare adalah Sebuah Harapan Besar

Untuk penamaan Nuka sendiri, Nain terinspirasi dari nama kedua putrinya yakni Nurul dan Kamila. Ia mengaku mendedikasikan bisnisnya untuk keluarga dan anak-anaknya. Kedepan jika anak-anaknya ingin melanjutkan usaha, setidaknya ia telah membangun fondasi bisnisnya dan menginspirasi mereka.

Ia melanjutkan, untuk nominal harga, baru ia tentukan setelah Nuka beroperasi. Dan rata-rata yang menjadi konsumen tetap adalah mereka yang telah mempercayakan sepatunya di Nuka sebelumnya.

“Setelah itu jalan, kita mulai buka harga tapi bukan dinaikan ya, tetapi lebih pada memaksimalkan hasil. Jadi kita lebih teliti lagi, karena sebenarnya kita dibayar itu atas ketelitian dan kebersihan. Rata-rata yang cuci sepatu, adalah pelanggan awal yang puas dengan hasil cucian kita dan jadi pelanggan tetap,” terangnya.

Nain di ruangan kerjanya

Dalam pengerjaan sepatu, Nain menggunakan sabun cuci khusus sepatu yang rendah bahan residunya dibanding deterjen biasa, sebab deterjen beresidu tinggi dapat merusak bahan sepatu, misalnya sepatu berbahan kulit atau kulit sintetis dan pada sepatu warna putih akan berubah menjadi kuning.

“Kalau untuk pencucian kita pakai sabun khusus, shoes clean namanya. Shoes clean ini residunya dibawah rata-rata dari deterjen biasa, seperti deterjen pakaian atau lainnya yang punya tingkat residu tinggi yang bisa merusak bahan sepatu,  contohnya sepatu berbahan kulit sintetis atau kulit asli kalau terkena rendaman deterjen pakaian maka akan lepas lemnya dan bahannya bisa rusak,” jelasnya.

Mengingat biaya pengiriman yang cukup tinggi untuk wilayah Tidore. Ada beberapa bahan cuci yang dibuat sendiri oleh Nain dengan berbekal pengetahuan dari youtube.

Harga yang ditawarkan Nuka berkisar diangka Rp. 30.000 untuk cuci saja. Sedangkan untuk treatment atau perawatan, misalnya reglue (merekatkan ulang pada sepatu yang lepas) reglue 50% dikenakan harga Rp.15.000 sedangkan reglue 100% dikenakan harga Rp.50.000 hingga Rp.60.000.

BACA JUGA   Target Juara Umum, KAHMI Tidore Optimis Sapu Bersih Juara Satu di Semua Mata Lomba KAHMI CUP Maluku Utara

Nuka sendiri biasa beroperasi pada pukul 08.00 sampai pukul 21.30 WIT dan menyediakan layanan free pickup delivery (antar-jemput gratis) dengan syarat minimal 2 pasang sepatu. Dalam sehari ia biasa menerima order sebanyak 5 hingga 10 pasang sepatu dan grafiknya meningkat disaat tanggal muda.

Saat ini, Nain juga berkolaborasi dengan beberapa anak muda penggerak ekonomi kreatif di Tidore guna mengembangkan kreativitas. Nain juga bercerita bahwa kini ia ikut bergabung di Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Wilayah Maluku Utara.

Menurutnya, selain membangun bisnis miliknya, ia juga berupaya mengajak generasi muda agar mau membangun bisnis sendiri tanpa perlu menunggu modal yang besar. Jika terbesit ide, sebaiknya segera di eksekusi. Ia mencontohkan, bahwa saat ini sebagian orang yang mengenyam pendidikan di luar daerah, kemudian setelah mendapatkan ilmu dan predikat yang tinggi, terkadang tak bisa berbuat banyak karena tidak pandai melihat peluang pada saat kembali ke kampung halaman

Kedepan, Nain bercita-cita untuk mengembangkan usahanya ke Kota Ternate dan beberapa daerah di Maluku Utara. Menurutnya kualitas yang dimiliki Nuka saat ini sudah cukup mumpuni dan mampu bersaing dengan yang lain.

Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi