Tidore,- Sebuah video menghentak Youtube beberapa waktu yang lalu. Video yang berisi kecaman dan juga dukungan moral atas apa yang dialami anak-anak Papua di perantauan. Paduan apik antara puisi dan orasi, dikemas dalam video klip yang dramatis. Papua juga Indonesia, demikianlah judul video tersebut. Sebuah jenis deklamasi yang unik dalam gaya rapper yang kritis. Menggelegar, mendorong kami untuk berusaha mengenal lebih jauh sang kreator.
Setelah saling berbalas pesan di Instagram, kami pun sepakat bertemu. Ba’da dzuhur, dengan bergegas menuju lokasi yang telah disepakati, tepat pukul 14.15 WIT akhirnya kami bertemu. Sabtu, 16 April 2021.
Pantai Tugulufa, lokasi yang kami pilih untuk wawancara. Meski mentari mulai condong ke barat, teriknya terasa masih menyengat. Angin pantai yang kencang dan hilir mudik kendaraan menambah riuh suasana siang menjelang sore itu.
Amal D’facto, begitulah ia dikenal, pemuda 26 tahun asal kelurahan Dowora Tidore. Lelaki yang memiliki nama lengkap Amal Hasanudin ini merupakan seorang konten kreator jempolan Maluku Utara. Namanya kian sohor berkat kemampuannya dalam memadukan musik dan sastra, puisi yang dideklamsi secara oratif dalam gaya seorang rapper, dapat kita temui di channel Youtube D’Facto-Rap.
Menurut pengakuannya, Nama D’Facto, ia kutip dari istilah “de facto dan de jure” yang dikenal dalam ilmu pengetahuan, tanpa mengurangi makna yang sebenarnya. Hanya saja, huruf ‘e’ dalam kata de facto sengaja ia hilangkan dan menambah tanda petik ( ‘ ) pada huruf ‘D’ agar lebih manis dan mudah di ingat,” ungkapnya.

Dengan nama D’Facto itulah, Amal mulai dikenal di Maluku Utara, karya-karyanya yang yang khas, orasi yang lugas, kalimat yang tegas, balutan irama hip-hop yang menggema dan memacu adrenalin. Keunikan karya tersebut, kini mengantarnya menggeluti dunia konten kreator dan mulai merambah masuk dalam industri musik Maluku Utara bahkan Nasional. Tak tanggung-tanggung, Rapper Eabidak asal negeri Jiran Malaysia pun didapuk untuk berkolaborasi dengannya.
Amal bercerita, sudah sejak kecil ia memiliki ketertarikan pada musik. Sementara puisi dan karya sastra mulai ia kenal ketika beranjak SMP. Minatnya yang besar terhadap sastra, tak lepas dari pengaruh Sofyan Daud, sosok paman sekaligus abang yang begitu dikaguminya. Di bidang musik ia mengaku sejak dulu sudah sangat menyukai karya-karya Malik Too Phat, rapper asal negeri jiran Malaysia.
“Kalo musik kayaknya samua orang tertarik dari kacil, tapi kalo berkarya sastra bagitu, saya mulai kanal waktu SMP, sejak orang bilang ‘nyinga’ so jadi-jadi sadiki waktu sekolah to, itu saya kanal waktu itu dari saya pe abang, saya pe om, Abang Sofyan Daud. Saya kanal dari beliau pe catatan-catatan dan puisi-puisi, saya senang, tra tau bikiapa saya tertarik bagitu, kong kalo orang-orang banya dorang suka lain-lain, saya cuma suka dia (Sofyan Daud) pe puisi,” kenangnya.
Pamannya, Sofyan Daud, adalah budayawan yang sudah sangat dikenal karya-karyanya di Maluku Utara. Meneruskan ceritanya, ia mengaku mulai serius menggeluti minatnya pada musik dan sastra semenjak semester 5 kuliah. Seiring bertambahnya referensi dan mulai aktif terlibat berorganisasi serta karena masukan dari senior-seniornya, maka ia mulai serius malahirkan karya sastra.
“Seriusi dia (sastra) itu pas waktu torang kuliah, mungkin semester 5, semester 6, mulai aktif organisasi bagitu, mulai bacarita deng orang-orang, deng dengar senior-senior pe arahan, nah mulai dari situ torang seriusi pa dia, terutama soal-soal sastra,” tuturnya.

Di bidang Musik, Amal mengaku mulai menekuni dunia musik ketika sedang tren musik Mp3 pada tahun 2012 hingga 2014. Dimana masih belum banyak orang yang kenal youtube seperti saat ini. Karyanya masih sebatas penyedia layanan musik Mp3 saja saat itu. Seiring waktu, ketika mp3 mulai ditinggalkan. Pada tahun 2015, amal mulai merambah Youtube. Menurutnya, orang-orang punya kecenderungan untuk tertarik pada musik yang disajikan secara audio visual.
Alumnus Tehnik Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara Indonesia (STTNI) Makassar ini melanjutkan, Genre Hip Hop yang ia pilih adalah genre musik yang menurutnya lebih jujur dan realistis. Berbeda dengan genre lain yang menurutnya hanya terbentuk dari khayalan dan imajinasi. Amal melanjutkan, bahwa Hip-hop cenderung lebih mudah karena tak banyak alat yang digunakan, apalagi tergolong masyarakat kelas bawah yang dipikir mustahil memiliki alat band dengan harga yang cukup mahal.
Menurut amal, ia tidak pernah menaruh target dalam membuat konten-kontennya. Baginya, target dapat membunuh kreatifitas karena merupakan sebuah tanggung jawab. Target menurutnya hanya akan melahirkan karya yang tidak jujur dan hipokrit. Membuat konten harus berasal dari keterpanggilan hati, walau banyak isu bertebaran yang menuntut untuk direspon.
“Jadi kalo tong target bikin konten yang isunya banyak skali di Indonesia atau Maluku Utara sekalipun, kalo tong target itu akan macam dia tra jujur kaluar dari tong pe diri bagitu, jadi kalo hati itu dia garaki kaya orang bilang terpanggil bagitu. Jadi kalo isu banyak tapi hati tra terpanggil tra bisa mo bikin bagitu,” lanjutnya.
Dalam proses pengerjaan konten, Amal sendiri yang mengerjakan seluruh kontennya, kadang ia dibantu oleh teman dan saudaranya jika konten yang di kreasi memiliki tantangan yang rumit. Soal Pendapatan sebagai konten kreator, pundi-pundi rupiah yang berhasil ia kumpulkan sejak aktif menjadi konten kreator tentunya dapat dihitung dari jumlah subscriber dan pengunjung kanalnya. Konten kreator kini adalah profesi yang cukup menjanjikan.
Kanal Youtube D’facto, sejauh ini telah mengunggah 130 video, dan telah ditonton telah sebanyak 6.234.792 kali. Diantara karyanya, terdapat beberapa karya yang viral dan paling banyak ditonton, antara lain; puisi berjudul Papua juga Indonesia, Puisi Indonesia Berduka, Puisi untuk Pemilu ‘Barikade Sektor Sepi’, Republik gila dan yang lainnya.

Pemuda yang juga disapa Adin ini, mengungkapkan, ia berharap para kreator di Maluku Utara khususnya di Tidore, dalam berkarya harus mengangkat hal-hal yang punya dampak baik dan bermanfaat. Seperti mempromosikan nama daerahnya dan membantu memberikan motivasi dan semangat kepada teman-teman sesama generasi muda, sesuai dengan bidang keilmuan dan minat masing-masing.
Kepada pemerintah ia berharap, agar generasi muda, kaum milenial yang menekuni industri kreatif dan konten kreator khususnya di Tidore. Dapat diperhatikan dan diberi ruang untuk berekspresi dan berkolaborasi, guna melahirkan karya-karya yang lebih baik.
“Cuma satu sih, bagi torang sebagai konten kreator yang terlibat dalam ekonomi kreatif kaya bagini, kayaknya torang di Tidore ini punya potensi bagitu, tinggal bagaimana dari Pemerintah torang baku dukung untuk buka tong pe ruang bagitu, kase tong ruang untuk berkolaborasi, kalo belum mampu bikin gedung kesenian setidaknya kase torang ruang berekspresi. Torang bikin dia pe kacil- kacil dulu to, kegiatan apapun itu harus libatkan anak-anak muda kreatif,” tutupnya.
Berbincang dengan orang muda yang kreatif memang selalu memberikan inspirasi. Namun perbincangan seru tersebut harus kami akhiri, hari yang kian sore membatasi wawancara kami. Semoga D’facto semakin jaya dan terus menginspirasi.
Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi