Kabong Cahaya, Solusi Sayuran Organik di Tidore

Tidore,- Minggu sore, setelah mendapat kepastian dan kesediaan waktu dari narasumber, kami pun bergegas menuju Mareku, sebuah kelurahan di Kecamatan Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan.  Perintah redaksi sore itu adalah mewawancarai founder Kabong Cahaya.

Galing R Kalam (29), adalah seorang pemuda yang kesehariannya fokus mengembangkan dan memajukan usaha pertanian. Kabong Cahaya, demikianlah brand yang ia pilih untuk usaha yang bergerak di bidang pertanian hidroponik tersebut.

Pertanian hidroponik sendiri terbilang baru di Maluku Utara, khususnya Tidore. Oleh karena itu, Galing berinisiatif untuk membangun Kabong Cahaya sebagai jawaban atas tantangan yang ada. Ia mengaku, awalnya ia terjun ke dunia pertanian hidroponik karena hobi, namun kini lama-kelamaan hobi tersebut telah menjadi profesinya. Misinya adalah bagaimana Tidore mampu menjadi produsen sayur organik di Maluku Utara dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

“Idenya pertama sih sekedar hobi, abis lama-lama tumbuh menjadi sebuah pekerjaan dengan misi supaya di Tidore ada yang mampu menciptakan atau memproduksi sayur, itu yang pertama. Yang kedua,  mungkin membuka lapangan pekerjaan. kedua poin itu yang paling penting,” jelasnya, Minggu (02/05).

Suasana di dalam greenhouse Kabong Cahaya

Ia mengaku, memulai usahanya sejak 28 Oktober 2020 dan hingga kini sudah 7 bulan berjalan,  Galing bersama Kabong Cahaya telah membangun 2 kebun binaan yakni Kabong Cendana dan Tidore Farm.

Torang belum punya cabang, cuma binaan saja. ada 2 tempat yang tong bina yakni Kabong Cendana dan Tidore Farm,” ujarnya.

Galing menuturkan, Kabong Cahaya telah memproduksi kurang lebih 3000-4000 tanaman khusus untuk tanaman selada, sementara untuk tanaman kangkung pun juga tak kalah banyak. Setiap bulan Kabong Cahaya mampu produksi Sayuran 1500 hingga 2500 paket sayuran sesuai dengan kekuatan instalasi produksi sayuran di dalam greenhouse.

“Kabong Cahaya sandiri so produksi sekitar selama 3 bulan (Oktober – Desember 2020) kurang lebih 3000 – 4000 tanaman,  jadi setiap bulan Kobong Cahaya bisa produksi kurang lebih 1500 -2500 tanaman selada sesuai dengan kekuatan instalasi di greenhouse,” tuturnya.

BACA JUGA   Pemkot Tidore Gelar Rembuk Stunting 2023

Bertani hidroponik menurut Galing tergolong mudah dan ringan bagi yang memilih bekerja sebagai petani. Disamping itu secara kualitas bertani tanaman hidroponik masih tergolong lebih baik, karena secara produksi lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan pertanian konvensional.

“Bertani hidroponik ini terbilang mudah, dan meringankan, secara kualitas bertani hidroponik masih tergolong baik, disamping itu juga hasil produksi pun terbilang efektif dan efisien kalo tong mo bandingkan deng pertanian konvensional,” ungkapnya.

Pakcoy, salah satu jenis sayuran yang diproduksi oleh Kabong Cahaya

Galing bercerita, bahwa di Tidore sendiri tanaman selada praktis jarang sekali kita jumpai di pasar, berbeda dengan Ternate atau daerah lain. Jika pun ada, barangkali  kita dapati dalam skala kecil. Hadirnya Kabong Cahaya diharapkan mampu menjadi pelopor untuk produksi sayuran selada dalam jumlah besar. Selain itu dapat menjadi alternatif bagi masyarakat dalam mengkonsumsi sayur-mayur.

Ia melanjutkan, semenjak Kabong Cahaya hadir dengan sayuran selada, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan telah merilis dan menambah daftar sayuran yang beredar di pasaran menjadi 17 item sayur, yang sebelumnya hanya 16 item jenis sayuran. Selain selada, ada beberapa tanaman sayur ditanam di greenhouse Kabong Cahaya antara lain pakcoy (brassica rapa) dan kangkung (ipomoea aquatica). Harga yang dipatok untuk tanaman selada per 500 gram sebesar Rp. 7000. sedangkan untuk sayur pakcoy dan kangkung masing-masing Rp. 6000 per 500 gram tanaman

Torang lihat kondisi di Tidore ini tanaman selada bolom ada, hanya beberapa yang produksi skala kecil. Tapi kalo dengan skala green house torang bisa produksi lebih besar untuk sayuran selada. Jadi Alhamdulillah so masuk 17 item sayur di Tidore. Kalo kemarin di data statistik Kota Tidore Kepulauan baru 16 item sayur, itu selada belum ada. Tapi Alhamdulillah 2020 selada so ada,” terangnya.

BACA JUGA   Panpel Festival Edukasi Aku Suka Makan Ikan Galang Donasi untuk Pengendalian Stunting

Menurut Galing, untuk memulai sebuah kebun hidroponik, lahan tak menjadi ukuran. Namun jika diperlukan produksi dalam skala besar, lahan seluas 10×10 meter itu dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sayuran masyarakat sekitar. Adapun untuk membangun 1 bangunan greenhouse diperlukan anggaran berkisar 40 hingga 65 juta rupiah, tentu disesuaikan dengan tipe greenhouse.

Kalo dari nol pembongkaran lahan sampai finishing itu dia harus butuh sekitar 60 sampai 65 juta. Tapi itu tipe bangunan seperti apa dulu, kalo pake bambu deng kayu beda. Pake bambu itu sekitar 40 jutaanlah,” ungkapnya.

Kangkung Organik, salah satu produk Kabong Cahaya yang laris manis di pasaran

Galing menjelaskan, dalam mempersiapkan benih, ia menerapkan manajemen tanam untuk setiap instalasi hidroponik dengan target perpekan minimal 500 tanaman. Agar panennya berkesinambungan setiap pekan. Adapun bagian penting yang perlu diperhatikan dalam bertani hidroponik adalah target dalam pembibitan harus digenjot dan dijaga, tentunya selain keuletan dan kesabaran dalam mengelola tenaman hidroponik, sehingga hasilnya pun bisa maksimal.

Bertani hidroponik dalam greenhouse menurutnya relatif lebih aman dari serangan hama penyakit sebab lebih terjaga karena sudah terlindungi oleh greenhouse, sehingga bisa dikontrol berbeda dengan tanaman yang tidak terlindungi dalam greenhouse.

Harapannya, semoga kedepan petani Tidore mampu memproduksi sayur dalam skala besar, sehingga bukan saja hanya memenuhi kebutuhannya sendiri, melainkan bisa menjadi produsen sayur terbaik di Maluku Utara. Harapannya yang lain untuk anak-anak muda agar tetap berkreasi dan berinovasi dalam melihat peluang.

“Harapannya semoga di Kota Tidore Kepulauan itu mampu memproduksi sayur yang punya kapasitas minimal produksi lalu menjual di berbagai kota seperti Ternate dan lain-lain. Dia (Tidore) harus menjual keluar, dia bukan jadi konsumen lagi tapi so jadi produsen sayur terbaik di Kabupaten/ Kota di Maluku Utara. Kemudian yang kedua, untuk generasi muda, tetap berkreativitas dan berinovasi dalam melihat sebuah peluang,” tutupnya.

BACA JUGA   Kasus Kekerasan pada Anak, GOW Meminta Pemkot Tidore Kepulauan Serius

Reporter : Aalbanjar

Editor : Redaksi