Tidore – Sultan Tidore, H. Husain Alting Syah menegaskan bahwa Sofifi, dan wilayah Oba Utara hingga Oba Selatan adalah milik Kesultanan Tidore. Hal itu ia sampaikan dalam orasinya di hadapan massa Presidium Rakyat Tidore yang menggelar Apel Siaga di halaman Kedaton Kesultanan Tidore, Kamis (17/7).
“Sofifi adalah amanah leluhur, tanah yang tersisa ini harus dijaga, dicintai, lihat sejarah, Tidore sudah terlalu banyak memberikan sesuatu yang berharga, wahai orang-orang yang datang di Sofifi, jangan mengadu domba, Sofifi dan wilayah Oba Utara hingga ke Oba Selatan sejak dulu adalah milik Kesultanan Tidore,” tegas Sultan Tidore.
Sultan mengatakan, perjuangan memisahkan Maluku Utara dari Provinsi Maluku saat itu berdarah-darah. Perjuangan waktu menegaskan bahwa betapa pentingnya Maluku Utara hamenjadi provinsi sendiri.
“Setelah itu, ada persoalan saat penetapan Ibu Kota Provinsi Maluku Utara, saya menjadi saksi hidup, terlibat langsung bersama seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Halmahera Tengah, terjadi tarik ulur dengan Ternate, namun kami bersikeras mempertahankan Ibu Kota Provinsi harus di Tidore,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemerintah pusat kemudian mengambil keputusan menetapkan Ibu Kota Provinsi sementara berada di Kota Ternate, namun Ibu Kota definitifnya berada di Kota Tidore dengan penempatannya di Sofifi.
“Sesudah penempatan Sofifi Kota Tidore Kepulauan sebagai Ibu Kota, perpindahannya pun setengah mati, saya mendesak Muhyi Effendie sebagai Penguasa Darurat Sipil, saya memberikan warning kepadanya, bahwa Ibu Kota sudah saatnya untuk segera pindah ke Sofifi Kota Tidore,” tegasnya.
Upaya dan perjuangan tersebut berhasil, Sultan mengatakan Ibu Kota Provinsi Maluku Utara akhirnya berpindah ke Sofifi. Ia menyampaikan bahwa Tidore telah memberikan Papua dan Halmahera Tengah. Kini tinggal Tidore, dan mau diobok-obok, tanpa memperhitungkan orang Tidore.
“Siapun anda, jika merasa menjadi orang Tidore, jangan tidur dan terlelap dengan suasana ini, hari ini saya berdiri di hadapan Bapak Ibu sekalian bukan berarti saya takut Sofifi akan pisah, tetapi ada hal lain yang tidak bisa saya ungkapkan di kesempatan ini,” ungkapnya.
“Bapak Presiden Prabowo harus kaji baik-baik, orang yang paling cinta terhadap Republik ini adalah orang Tidore,” tegas Sultan Tidore ke 37 tersebut.
Lebih lanjut, Sultan Husain Sjah mengajak masyarakat Tidore untuk bangkit dan bersama-sama menjaga tanah yang menjadi amanah leluhur.
“Jangan biarkan amanah itu dirampas, bangkit dan pikul amanah ini di atas tangan sendiri,” pungkas Sultan.
Reporter: Tim Sentra
Redaktur: M. Rahmat Syafruddin